Awas, Hati-hati Penggunaan Obat Nyamuk Setiap Hari!

Awas, hati-hati penggunaan obat nyamuk setiap hari, menjadi tema kali ini, untuk mengingatkan pada kita semua tentang bahaya menggunakan obat nyamuk yang digunakan setiap harinya.

Tidak dapat dipungkiri, nyamuk memang sudah menjadi musuh kita setiap harinya karena menimbulkan rasa tidak nyaman, dikarenakan karena gigitannya yang bisa menyebabkan rasa gatal pada kulit yang telah digigitnya.

hati-hati-penggunaan-obat-nyamuk-setiap-hari
Ilustrasi (Gambar: freepik.com/musmanofficial00/)

Sebenarnya saat ini sudah banyak catatan dan referensi yang membahas mengapa dianjurkan untuk tidak menggunakan obat nyamuk setiap hari, termasuk bahaya penggunaannya. Salah satunya yang disampaikan oleh M. Sholekhudin yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 524.

Mengapa Harus Waspada Pada Obat Nyamuk?

Secara kimia, obat anti nyamuk adalah insektisida, yang hanya boleh digunakan kalau terpaksa. Namun yang terjadi saat ini, produk ini sering digunakan secara berlebihan, yang tentu saja tidak hanya berbahaya bagi nyamuk, tapi juga bagi manusia.

Sesuai dengan namanya, maka obat anti nyamuk, dibuat untuk dikontakkan pada nyamuk, bukan manusia. Kandungan bahan aktifnya termasuk golongan insektisida, senyawa kimia pembasmi serangga. Senyawa-senyawa ini merupakan bahan asing yang tidak semestinya masuk ke dalam tubuh manusia.

Dalam bentuk apa pun, insektisida tetap insektida, meskipun dibakar, disemprotkan, dipanaskan maupun dioleskan di kulit, tetaplah insektsida.

Baca juga: Perangkap Nyamuk dan Cara Membuatnya.

Dalam dosis yang tepat, ia bisa membasmi nyamuk. Namun jika dosisnya berlebihan, ia bisa berbahaya bagi manusia.

Menurut Dr. rer. nat  Budiawan,, dari Pusat Kjaian Risiko dan Keselamatan Lingkungan, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia, “Pemakaian insektisida adalah pilihan kritis bagi umat manusia.” 

Obat antinyamuk diciptakan karena memang terpaksa. Pemakaiannya semata-mata didasarkan pada pertimbangan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Di Indonesia, tetang masalah risiko-mafaat ini sudah jelas. Bila tidak dihalau, nyamuk bisa membawa penyakit malaria, demam berdarah dengue, chikungunya dan sejenisnya. Atau bisa membuat stres karena kurang tidur. Berdasarkan pertimbangan manfaat ini, pemakaian obat antinyamuk memiliki alasan.

Idealnya, obat antinyamuk yang baik memenuhi tiga syarat, yaitu ampuh, aman dan kalau bisa, murah.

Yang menajdi masalah tiga kata tersebut adalah kombinasi yang sulit. Biasanya, semakin ampuh suatu insektisida, maka semakin tidak aman untuk manusia Hal ini wajar karena semakin kuat daya basminya terhadap serangga, biasanya semakin kuat juga daya rusaknya terhadap organisme hidup lainnya sepeti manusia. Efek buruknya dari gangguan saraf, fungsi liver dan ginjal, sistem pernapasan, hingga efek karsinogenik (memicu kanker) dalam jangka panjang.

Karena tidak ada yang benar-benar aman, maka satu-satunya yang bisa dilakukan adalah meminimalkan bahaya tersebut. Dan hal inilah yang menjadi kunci dari manajemen risiko. Caranya tentu dengan sebisa mungkin menghindari kontak dengan insektisida tersebut.

Cara Aman Menggunakan Obat Nyamuk, Termasuk Obat Nyamuk Elektrik

Di pasaran, setidaknya terdapat empat bentuk sediaan obat antinyamuk yang populer, yaitu bakar, semprot, elektrik dan oles. Tiga jenis yang pertama biasanya mengandung insektisida alletrin, transflutrin, pralethrin dan sejenisnya. Sedangkan sediaan obat antinyak oles biasanya mengandung dietiltoluamida (DEET).

Dari keempat jenis sediaan tersebut, maka yang relatif berbahaya adalah sediaan obat antinyamuk bakar. Penyebabnya karena inhalasi (hirupan) merupakan jalur cepat insektisida menuju paru-paru sekaligus peredaran darah. Lebih dari itu, saat produk tersebut dibakar, ia akan mengeluarkan setidaknya dua jenis senyawa kimia yang mestinya tidak boleh terhirup, yaitu:

  • Pertama, bahan insektisidanya sendiri.
  • Kedua, produk pembakaran yang tidak sempurna.

Bila isi obat nyamuk tersebut adalah transflutrin, maka saat obat antinyamuk dibakar, transflutrin ini akan menguap dan bercampur dengan udara yang kita hirup. Adanya panas juga menyebabkan transflutrin terurai menjadi senyawa yang lain yang mungkin saja lebih berbahaya dari transflutrin itu sendiri. Belum ditambah dengan masalah oksigen dan karbondioksida.

Baca juga: Tips Mengatasi Nyamuk dengan Ikan Cere.

Adanya proses pembakaran, membuat oksigen di dalam ruangan terpakai untuk proses pembakaran sehingga jatah oksigen menjadi berkurang.

Agar asap yang terhirup sesedikit mungkin, obat antinyamuk sebaiknya diletakkan di tempat yang jauh dari kapala, misalnya di dekat kaki. Dengan begitu, bila terhirup, asapnya sudah lebih dulu berdifusi dan diencerkan olah udara dalam ruangan.

Selain itu, obat antinyamuk bakar disarankan hanya dipakai di dalam ruangan yang punya ventilasi udara yang cukup dan memungkinkan adanya sirkulasi udara. Tidak boleh dipakai di ruangan tertutup. Alasannya pun sudah jelas, jika tidak ada sirkulasi udara, maka semakin lama asap akan semakin pekat dan selama tidur kita akan menghirup insektisida plus karbon dioksida.

Prinsip meminimalkan kontak juga berlaku pada pemakaian obat antinyamuk semprot. Yang disarankan adalah penyemprotan ruangan sebaiknya dilakukan sekitar 2 jam sebelum tidur. Setelah disemprot, ruangan ditutup dulu untuk memberi kesempatan insektisida bekerja membasmi nyamuk sekaligus memberi waktu agar konsentrasi insektisida di dalam udara tidak terlalu pekat.

Setelah 2 jam, ruangan baru dibuka. Akan lebih baik jika udara juga diberi kesempatan untuk bersirkulasi lebih dulu, misalnya dengan cara membuka jendela. Agar tidak ada nyamuk yang masuk, maka jendela harus dilengkapi dengan kasa nyamuk, dengan tujuan agar udara bisa masuk untuk mengencerkan konsentrasi insektisida dan bahan aerosol di dalam ruangan tanpa menambah nyamuk baru.

Setelah ditinggal selama 2 jam, tidak berarti udara ruangan sudah sama sekali bebas dari insektisida. Pada saat penyemprotan, partikel insektisida beterbangan di udara bersama partikel aerosol yang membawanya. Setelah dua jam, partikel-partikel ini akan turun dan menempel di permukaan ruangan, baik di lantai, dinding, seprei, sarung bantal.

Bahkan saat kita tidur, bisa saja partikel ini menguap kembali dan terhirup melalui saluran napas. Untuk meminimalkannya, maka bisa dilakukan dengan cara menandai bagian atas dan alas bantal. Sebelum ruangan disemprot, bantal dibalik sehingga bagian atas berada di bawah. Dengan begitu saat partikel insektisida turun, permukaan bantal yang terkena hanya bagian alasnya. Saat akan dipakai untuk tidur, bantal tersebut dibalik, sehingga bagian alas yang banyak mengandung partikel insektisida tidak bersentuhan langsung dengan kepala kita saat tidur.

Jika menggunakan produk obat antinyamuk elektrik, manajemen risikonya tidak jauh berbeda dnegan obat antinyamuk bakar.

Yang menjadi pedoman adalah jangan meletakkan obat antinyamuk di dekat kepala. Meskipun tidak mengeluarkan asap, seperti obat antinyamuk bakar, produk ini tetap saja, menghasilkan insektisida dalam bentuk uap.

Khusus untuk produk obat antinyamuk oles, manajemen risikonya sedikit berbeda dengan bentuk sediaan lainnya. Pada sediaan oles, kontak insektisida tidak melalui inhalasi tapi melalui permukaan kulit.

Obat antinyamuk oles biasanya mengandung DEET. Bahan ini bersifat korosif, bisa mengiritasi kulit yang sensitif. Senyawa ini bisa saja masuk ke dalam peredaran darah dengan cara menembus membran kulit. Oleh karena itu, produk-produk ini harus digunakan secara sangat hati-hati pada anak-anak. Jangan dioleskan di kulit yang luka, dan tidak perlu dioleskan tebal-tebal.

Itu dia sedikit informasi tentang “Awas, hati-hati penggunaan obat nyamuk setiap hari!”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Awas, Hati-hati Penggunaan Obat Nyamuk Setiap Hari!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel