Mengenal Tanaman Jarak
Anda yang sering membaca sejarah, pasti pernah mendengar tentang jarak. Pada saat perang kemerdekaan, tanaman jarak pernah diolah dan dimanfaatkan sebagai minyak oleh tentara Jepang. Namun anak jaman now tentu jarang melihat tanaman jarak termasuk penggunaannya. Untuk itulah mengenal tanaman jarak menjadi sangat menarik kali ini.
Ilustrasi (Gambar: shutterstock.com) |
Katanya sejak zaman Firaun, tanaman jarak sudah dimanfaatkan sebagai sumber minyak untuk lentera dan juga sebagai pengusir roh jahat. Sangat menarik bukan? Begitu pula dengan informasi kali ini, banyak sekali catatan dan informasi yang membahas tentang pemanfaatan tanaman jarak ini. Salah satunya yang pernah disampaikan oleh M. Sholekhudin yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 515.
Pemanfaatan Tanaman Jarak Pagar
Pohon jarak di Indonesia memiliki beberapa jenis, yang paling umum dikenal dan juga berpotensi sebagai penghasil minyak, yaitu jarak pagar (Jatropha curcas) dan jarak kaliki (Ricinus communis).
Jarak pagar ini sering disebut dengan jarak kosta, sedangkan jarak kaliki hanya disebut “jarak” saja.
Jatropa curcas disebut sebagai jarak pagar karena memang biasa ditanam sebagai pagar hidup di pekarangan rumah. Para petani di Mali, Afrika Barat, sering memanfaatkannya sebagai pagar hidup untuk melindungi kebun dari gangguan binatang perusak. Tentu saja alasannya sedehana, karena tumbuhan ini mudah dipelihara, tahan hama, dan daunnya tidak disukai hewan pengganggu.
Pada abad pertengahan, jarak kaliki biasa disebut palma Christi (hand of Christ), disebut demikian karena bentuk daunnya menyerupai telapak tangan dengan jari-jari terbuka.
Baca juga: Naked Jackfruit, Si Nangka Telanjang yang Bikin Penasaran.
Karena masih masih satu keluarga, maka jarak pagar dan jarak kaliki memiliki banyak kemiripan. Secara fisik keduanya tidak sulit dibedakan. Helai daun jarak pagar berbentuk jantung, lebar, tepinya menyudut. Sedangkan daun jarak kaliki menjari, dengan tepi bergerigi. Jumlah jari biasanya ada 7 sampai 9.
Tanaman jarak dipercaya berasal dari Amerika Latin, menyebar ke Afrika, kemudian di seluruh penjuru dunia.
Biji buah keduanya diketahui sebagai sumber minyak nabati yang banyak manfaat. Sejak zaman dahulu, minyak biji jarak sering digunakan untuk keperluan penerangan.
Di Mali, minyak jarak pagar tidak hanya dipakai sebagai lilin, tapi juga sebagai minyak kompor. Tentu saja dengan desain kompor yang berbeda dengan yang dipakai dalam sehari-hari. Minyak jarak pagar sedikit lebih kental dari minyak tanah, oleh karena itu sumbu kompor terbuat dari bahan khusus agar bisa menyerap minyak dibawahnya.
Selain bisa menjadi bahan bakar, minyak jarak juga bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, mulai dari farmasi, industri sampai otomotif.
Di bidang farmasi, minyak jarak kaliki biasa diresepkan sebagai obat minum untuk urus-urus (merangsang buang air besar).
Di buku-buku resep kuno, minyak ini dikenal dengan nama minyak kastroli. Biasanya dipakai untuk menyuburkan rambut. Katanya jika kulit kepala sering diolesi dan diurut menggunakan minyak kastroli, rambut akan tumbuh subur, hitam dan tidak mudah ubanan.
Dalam industri, minyak kastroli digunakan sebagai campuran pembuatan sabun, lotion, dan produk-produk kosmetik lainnya. Juga sebagai bahan pembuat cat dan plastik. Di bidang otomotif, minyak yang dalam bahasa ingris disebut castor oil ini biasa dipakai sebagai pelumas kendaraan bermotor.
Salah satu merek dagang yang populer adalah Castrol, oli yang mulai diproduksi tahun 1909 di Inggris. Nama Castrol sendiri diambil dari castor oil, komponen utamanya.
Jarak Sebagai Bahan Sumber Energi Terbarukan
Setelah puluhan tahun dilupakan, kini jarak dilirik kembali, saat konsumen minyak solar limbung karena harga solar yang semakin melambung.
Sebenarnya pemanfaatan jarak sebagai bahan sumber minyak pengganti BBM bukan hal baru. India, Brazil dan beberapa negara Afrika sudah lama mengggunakan minyak jarak bakar sebagai bahan bakar. Disana jarak pagar sudah lama dibudidayakan seperti halnya kelapa sawit.
Sebagai bahan sumber energi terbarukan, tanamanjarak memiliki banyak kelebihan sehingga cocok dibudidayakan sepanjang waktu. Jarak dikenal sebagai tanaman yang bandel, mudah tumbuh dimanan-mana. Tidak membutuhkan perawatan khusus, tahan terhadap iklim kering dan kondisi tanah yang tandus.
Di Indonesia jarak pagar bisa ditanam di seluruh daerah, termasuk di Nusa Tenggara Timur yang dikenal kering dan tandus. Di lahan-lahan kritis, kebun jarak bisa menahan erosi.
Tumbuhan ini juga mudah dibudidayakan melalui biji atau batang. Tinggal ditancapkan di tanah, ia akan mencari makanannya sendiri. Waktu yang dibutuhkan untuk bisa dipanen pun tidak terlalu lama. Tak sampai setahun jarak sudah bisa menghasilkan biji. Usia produktifnya juga tergolong panjang bisa mencapai 50-an tahun.
Proses pengambilan minyak dari biji jarak tidak jauh beda dengan proses pengambilan minyak dari kelapa sawit. Yang membedakan, minyak jarak tidak tergolong minyak edibel (dikonsumsi sebagai bahan pangan), seperti minyak kelapa sawirt.
Sampai saat ini jarak masih tergolong tanaman liar. Di Indonesia belum ada jarak varietas unggul, seperti tanaman-tanaman budidaya lainnya, seperti jagung, padi atau mangga.
Bila dibandingkan dengan solar, minyak jarak pagar jelas lebih bersahabat dengan lingkungan, terutama dalam hal efek rumah kaca. Pembakaran solar menghasilkan gas karbon dioksida satu arah. Sedangkan, pada biodisel produksi karbon dioksida berlangsung timbal balik. Saat dibakar, minyak jarak memang menghasilkan karbon dioksida, sama seperti solar. Tapi produksi karbon dioksida di jalan raya akan dikompensasi dengan produksi oksigen pada prses fotosintesis di perkebunan.
Berdasarkan sifat fisika-kimia, minyak jarak pagar mirip dengan solar. Itu sebabnya minyak jarak cocok dijadikan BBM. Sedangkan minyak kastroli yang lebih kental, cocok dijadikan oli.
Efek Negatif Minyak jarak
Di balik manfaatnya yang besar, jarak ternyata juga menyimpan mudarat. Jarak pagar dan kaliki tergolong tanaman beracun. Bijinya sering menyababkan keracunan, terutama pada anak-anak.
Khusus pada jarak kaliki, selain mengandung minyak multi manfaat, bijinya juga mengandung multimudarat, racun ini disebut ricin (yang diambil dari nama Latin tanaman ini, yaitu Ricinus).
Racun ricin ini ditemukan oleh Hermann Stillmark, seorang kimiawan Jerman pada tahun 1888, racun ini memiliki daya bunuh yang dahsyat. Dalm sel tubuh manusia dan hewan, ricin bisa membuat metabolisme sel langsung terhenti. Satu miligram saja atau seujung jarung, ricin bisa menyebabkan kematian.
Secara kimia ricin tergolong protein yang mudah rusak dengan pemanasan tinggi, juga tidak larut dalam lemak. Itu sebabnya, saat proses pengambilan minyak dari biji jarak, ricin terpisah sebagai residu.
Bila ricin tahan panas dan larut dalam minyak, tentunya tidak ada resep minyak kastroli untuk cuci perut.
Itu dia sedikit informasi tentang “mengenal tanaman jarak”. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Tanaman Jarak"
Posting Komentar