Ginkgo Biloba, Obat Herbal untuk Kebugaran Otak

Nama ginkgo biloba pasti tidak asing di telinga kita saat ini. Namanya sangat harum didengar karena bermanfaat untuk kesehatan otak. Anda pasti penasaran dengan tanaman ginkgo biloba, obat herbal untuk kebugaran otak ini.

ginkgo-biloba
Ilustrasi (Gambar: vdberk.com)

Terdapat banyak catatan menarik yang membahas tentang ginkgo biloba, salah satunya pernah dibahas oleh Syamsul Hidayat dan Wihermanto yang pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 527.

Ginkgo Biloba adalah Satu-satunya Spesies di Divisi Ginkgophyta yang Masih Hidup

Meskipun hanya kenal nama, tapi kebanyakan masyarakat tidak tahu tentang bentuk dan jenis tanaman yang satu ini. Hal ini wajar, karena Ginkgo biloba memang bukan tanaman yang biasa dijumpai di Indoensia.

Tanaman Ginkgo biloba diyakini berasal dari Cina, sejak 5.000 tahun yang lalu. Selain itu tanaman ini sudah direkomendasikan sebagai obat batuk, asma, alergi, juga untuk mengatasi gangguan jantung dan paru-paru.

Saat ini ekstrak daun tanaman Ginkgo biloba lebih banyak digunakan untuk menjaga kebugaran otak.

Kata ginkgo merupakan ejaan cara Jepang yang berasal dari bahasa Cina ginkyo atau yin kuo, yang arti harfiahnya adalah buah aprikot perak. Disebut demikian, karena buah tanaman ini putih mengkilap seperti perak, mirip dengan buah aprikot kecil saat masak.

Baca juga: Lobak.

Nama ginkgo pertama kali diperkenalkan oleh Engelbert Kaempfer, seorang botanis dari Jerman pada tahun 1712. Kaempfer menemukan tanaman ini di Jepang pada tahun 1690, saat bertugas sebagai dokter di wilayah kolonial Belanda di Hindia Timur.

Kaempfer kemudian membawa tanaman ini ke Belanda pada tahun 1727, dan menanamnya di Kebun Raya Utrecht, Belanda. Pada tahun 1754, tanaman ini juga diperkenalkan ke Inggris. Sejak saat itu, Eropa mengenal tanaman ini.

Ginkgo juga diyakini adalah tumbuhan tertua di dunia yang masih bertahan hidup sampai saat ini. Charles Darwin menyebut Ginkgo biloba sebagai ‘fosil hidup’ di muka bumi.

Catatan fosil tertua yang pernah ditemukan menunjukkan tanaman ini pernah hidup lebih dari 200 juta tahun lalu. Saat itu ginkgo tersebar di Amerika bagian utara dan Eropa, namun kemudian menghilang sepanjang abad es dan hanya bertahan hidup di daratan Cina.

Di Cina tanaman ini dikenal sebagai tanaman sakral. Tanaman ini bahkAn tertulis dalam buku pengobatan tradisional Cina ‘Pen Tsao Cing’ yang ditulis pada tahun 2.800 SebeluM Masehi. Di buku tersebut ginkgo direkomendasikan sebagai obat asma. Selain itu tanaman ini juga memiliki arti penting dalam tradisi Konghucu, karena konon Konfusius (551 -479 SM) senang berkontemplasi. membaca dan mengajar di bawah pohon ini.

Ginkgo Biloba Manfaatnya untuk Kehidupan Manusia

Sebagai fosil hidup, pohon ginkgo bisa berumur sangat panjang. Yang tertua ditemukan di Cina, yaitu dnegan umur 3.500 tahun, dan sekitar 10% pohon ginkgo yang berada di Cagar Alam Tianmu Shan, Cina berumur lebih dari 1000 tahun.

Ginkgo merupakan tumbuhan berumah dua. Ada pohon jantan, dan ada pohon betina. Keduanya terpisah, sangat sulit untuk membedakan jenis kelaminnya, kecuali menunggu sampai tumbuhan ini berbunga.

Ginkgo muda betina akan berbunga 2 sampai 3 minggu lebih lambat daripada yang jantan. Daun pohon betina akan jatuh lebih lambat pada musim gugur. Pohon betina cenderung memiliki percabangan horizontal.

Sebuah biji ginkgo bisa menghasilkan tumbuhan jantan atau betina. Dalam arsitektur Cina disebutkan, biji yang memiliki dua rusuk pada batoknya biasanya akan menghasilkan anakan betina, sedangkan biji dengan lebih dari dua rusuk akan menghasilkan anakan jantan.

Di hutan-hutan tua di Cina, pohon-pohon ginkgo dewasa tingginya bisa mencapai puluhan meter, dengan diameter batang ratusan sentimeter.

ginko-biloba-adalah
Ilustrasi (Gambar: caraghnurseries.ie)

Pohon terbesar tercatat ditemukan di Guizhou, Cina, tingginya mencapai 40 meter dengan diameter batang mencapai 471 cm atau hampir mencapai 5 meter. Di Dabao, Gansu, Cina tercatat ditemukan pohon ginkgo dengan tinggi 60 meter dengan diameter 286 cm.

Di Korea Selatan bahkan ditemukan pohon ginkgo dengan tinggi 36 meter dengan diameter batang 457 cm. Di Amerika Serikat, pohon ginkgo terbesar bisa ditemukan di Pierce Arboretum (Longwood Gardens). Pohon yang ditanam pada tahun 1789 ini tingginya 32 meter dan dengan diameter batang 300 cm.

Kulit batang pohon ginkgo ini berwarna coklat dan kasar, dihiasi celah-celah beralur kasar sesuai dengan umurnya. Percabangannya membentuk kanopi.

Daunnya berbentuk kipas dengan lekukan ditengahnya sehingga membentuk dua cuping. Itu sebabnya daun tanaman ini disebut dengan biloba, yang makna harfiahnya adalah bercuping dua (berasal dari bahasa Latin: bi berarti dua, loba berarti cuping).

Bentuk daun ini mirip dengan tumbuhan paku maidenhair. Karena itu ginkgo, kadang disebut dengan pohon maidenhair. Panjeng daun sekitar 5 sampai 8 cm. Dengan warnanya hijau mengkilat, kemudian berubah menjadi hijau gelap dan akhirnya menjadi kuning berkilauan pada musim gugur.

Buah ginkgo biloba berbentuk bulat telur dengan panjang 2 sampai 3 cm, bertangkai panjang. Buah yang masak akan berwarna kuning sampai oranye. Buah ini hanya dilapisi daging yang sangat tipis yang menyelimuti batok biji yang agak keras. Biasanya buah akan masak pada musim gugur, yaitu sekitar Oktober sampai November.

Selain menjadi bahan obat, Ginkgo biloba memiliki nilai penting dalam budaya Jepang. Sejak zaman kekaisaran Edo, bentuk daun ginkgo yang unik ini menjadi sumber inspirasi dan ditiru sebagai model jambul rambut pria Jepang.

Ginkgo biloba juga terkenal dengan daya tahannya terhadap api. Bahkan daya tahan batang ginkgo terhadap api tidak hanya mitos belaka. Kulit batang pohon ginkgo biloba ini diketahui mengandung zat getah yang tahan api. Itu sebabnya pohon ini bisa bertahan meskipun pohon-pohon lain disekitarnya hangus.

Ginggo juga dikenal sangat tahan terhadap hama, salju, serangan kilat, polusi udara dan efek rumah kaca. Karena itu, Gingkgo biloba banyak digunakan sebagai tanaman hias peneduh di tepi jalan dan taman-taman kota. Sosoknya yang indah dengan bentuk kanopi yang unik sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan pembentuk lanskap taman dan peneduh. Warna daunnya yang kuning berkilau saat musim gugur memberi keindahan yang khas pada taman-taman dan boulevard kota.

Baca juga: Roquefort, Keju Bulukan yang Terkenal.

Biasanya yang ditanam di taman-taman kota adalah ginkgo jantan. Bukan yang bertina. Hal ini disebabkan ginkgo betina menghasilkan buah yang banyak mengandung asam butirat. Kandungan asam ini menyebabkan buah ginkgo menghasilkan bau busuk jika telah masak, jatuh dari pohon dan membusuk.

Selain itu, kayu pohon ginkgo ini ringan, licin dan mengkilat keperakan. Itu sebabnya kayunya sering dimanfaatkan untuk kerjinan ukir, rak teh dan perkakas lain untuk acara minum teh di Jepang.

Selain digunakan sebagai obat, daun ginkgo yang memiliki bentuk unik sering dipakai sebagai pembatas buku. Mengapa daun ginkgo dipilih sebagai pembatas buku, karena selain indah dan unik, daun tanaman ini juga mengandung senyawa kimia tertentu yang bisa melindungi buku dari serangan serangga.

Tidak hanya daun, biji ginkgo biloba juga bisa dijadikan obat. Kandungan asam ginkgolat dan gimnol dalam bijinya memiliki khasiat menghambat pertumbahn bakteri dan jamur. Bijinya juga bisa dimakan dengan cara disangarai atau direbus hingga batoknya pecah kemudian daging bijinya dimakan sebagai sup atau sayuran bersama, nasi, tahu dan jamur.

Perkembangbiakan Ginkgo Biloba

Ginkgo biloba berkembang biak melalui biji, stek batang dan okulasi. Di negara-negara barat batang stek sepanjang 15 sampai 30 cm, biasanya diambil dan ditanam pada bulan Desember dan akan mulai berakar pada musim semi.

Di alam ginkgo biloba berkembang biak melalui biji. Secara alami anakan pohon Ginkgo biloba jarang terdapat di sekitar induknya. Hal ini disebabkan karena banyak satwa yang menyukai biji ginkgo dan membawanya ke tempat yang jauh dari induknya.

Ternyata terdapat hal berbeda, mengecambahkan Ginkgo biloba bukan perkara yang mudah. perkecambahan bijinya membutuhkan waktu yang tidak seragam antara 30 sampai 60 hari.

Pertumbuhan tanaman ginkgo tergolong sangat lambat, memerlukan waktu 10 sampai 12 tahun untuk mencapai tinggi 6 meter. Untuk membentuk kanopi daun yang membundar, diperlukan waktu kurang lebih 20 tahun. Setelah berumur 20 sampai 35 tahun, tanaman ini baru bisa menghasilkan buah.

Itu dia sedikit informasi tentang ginkgo biloba, obat herbal untuk kebugaran otak ini. Semoga informasi ini bermanfaat.  

Belum ada Komentar untuk "Ginkgo Biloba, Obat Herbal untuk Kebugaran Otak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel