Sejarah Lahirnya Olahraga Tinju
Beberapa waktu lalu sempat ditayangkan pertandingan tinju yang sangat menarik, antara mantan petinju dunia kelas berat Mike Tyson melawan Jake Paul yang merupakan seorang YouTuber dan actor. Tentu bukan tentang hasil pertandingannya yang akan dibahas kali ini, namun tentang bagaimana sejarah lahirnya olahraga tinju, hingga menjadi olahraga favorit dunia.
Ilustrasi (Gambar: sikids.com) |
Penasaran bagaimana olahraga tinju ini tercipta? Memang sudah banyak informasi yang membahas tentang awal mula lahirnya olahraga ini. Salah satunya dikutip dari Majalah Intisari Edisi Nomor 484.
Awal Mula Lahirnya Olahraga Tinju Dunia
Ternyata olahraga tinju pertama kali muncul di Yunani. Yang menarik, dahulu sebelum adu jotos, para atlet tinju Yunani berabad lalu harus adu hidung terlebih dahulu sebelum adu jotos, dengan tujuan untuk saling menjatuhkan mental lawan. Saat peluit dibunyikan, maka keduanya akan saling memukul, menendang atau menjambak. Pertarungan tanpa peraturan tersebut baru berakhir sampai salah satunya kalah.
Itulah “pancratium”, yang merupakan cikal bakal tinju. Sejarahnya sebagai olahraga sudah ada sejak 2.000 sampai 1.500 tahun sebelum masehi di Mesir.
Sumber lain menyatakan 4.000 tahun sebelum masehi. Penyebaran selanjutnya menuju Mesopotamia, Kreta, baru kemudian ke Romawi. Olahraga ini juga dipertandingkan pada olimpiade kuno. Tangan petarung dilapisi kulit keras, yang dinamakan cestus, untuk melukai lawan sekaligus melindungi diri. Anak-anak muda calon prajurit dibekali pula kemampuan beladiri ini.
Baca juga: Mengapa Harus Mulai Olahraga Lompat Tali?
Pertarungan ini semakin populer saat para budak membawanya ke Romawi. Tinju pada masa jaman jahiliyah ini ternyata lebih mengerikan. Pelapis tangan diberi logam agar pukulan semakin mantap dan wajah lawan semakin tak berbentuk. Pertarungan tak akan dihentikan sebelum lawan mengangkat tangan atau malah tewas. Pada abad keempat, pukulan pada kepala mulai menjadi teknik efektif untuk menjatuhkan lawan.
Pertarungan satu lawan satu muncul kembali pada abad pertengahan di Inggris Barat dan Utara. Bentuknya pun masih mirip kombinasi gulat dan perkelahian jalanan.
Adu jotos ini memasuki era baru setelah James Figg, sang jawara petarung sekitar tahun 1719 sampai 1730, membuka sekolah beladiri. Pelajarannya mencakup penggunaan senjata sampai perkelahiaan yang diistilahkan “the manly arts of self defense”. Peraturan pertandingannya kemudian dipertegas Jack Broughton pada tahun 1743, seperti larangan bermain curang dan penggunaan sebuah arena pertarungan. Pada masa ini sarung tinju baru dipakai dalam latihan.
Peraturan ala Brughton ini baru dibakukan dengan nama London Prize Ring (LPR) pada tahun 1838, yang direvisi pada tahun 1858. LPR mengatur bahwa arena pertarungan mempunyai sisi tujuh meter yang dikelilingi tali dengan wasit dan dua juri. Setiap petinju yang roboh diberi istirahat 30 detik. Petinju juga sudah dibagi menjadi empat kelas. Dari kelas ringan (hingga 63,5 kg), kelas menengah (hingga 71,7 kg), dan kelas berat (di atas 71,7 kg).
Sir John Sholto Douglas, dari Queensberry, melengkapinya dengan Queensberry Rules pada tahun 1872, yang isinya antara lain satu ronde tiga menit, dilarang menghajar lawan yang sudah roboh, dilarang menyerang bawah pinggang, dan adanya sepuluh hitungan setelah KO (knock out).
Petinju legendaris masa itu, John L. Sulivan, mengukuhkan dirinya sebagai juara sejati setelah mengalahkan jago Amerika, Paddy Ryan, di Mississippi City pada tahun 1882. Sullivan baru KO oleh James J. Corbett pada tahun 1892 di New Orleans. Dan hal ini menjadi pertandingan profesional pertama yang menggunakan sarung tinju.
Di Amerika Serikat, tinju baru dilegalkan pada tahun 1896 oleh Negara Bagian New Yorks. Namun, keputusan tersebut dianulir empat tahun kemudian, dan baru pada tahun 1920 kembali diizinkan.
Promotor George L. Rickard, yang membawa tinju memasuki masa keemasan di Amerika, karena banjir uang. Salah satu pertarungan bersejarah dilkukan pada tahun 1921, saat juara kelas berat, Jack Dempsey, melawan George Carpentier di Jersey City. Dempsey menang empat ronde dan menghasilkan uang penjualan tiket hamir AS $ 1,8 juta. Angka penjualan melonjak satu setengah kali lipat setelah Dempsey dikAlahkan Gene Tunney enam tahun kemudian.
Sejak saat itu petinju dari Amerika mulai mencatat sejarah. Joe Louis selama karirnya antara tahun 1933 sampai 1949 bisa menghasilkan AS $ 24 juta. Rocky Marciano hingga 1956 menang 49 kali, 43 diantaranya dengan KO. Dan tentu saja ada Muhammad Ali, sesudah kemunculan Ali muncul juga petinju ternama dari berbagai kelas, seperti Sugar Ray Leonard dan juga Mike Tyson.
Itu dia sedikit informasi tentang sejarah lahirnya olahraga tinju. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Lahirnya Olahraga Tinju"
Posting Komentar