Tanaman Obat Pengusir Malaria

Mendengar nama malaria tentu terbersit rasa menakutkan karena efek gigitan dari nyamuk ini. Apalagi  malaria sudah lama menjadi musuh manusia. Namun alam sepertinya memahami cara untuk membasmi malaria dengan hadirnya kina, yang melengkapi obat-obat kimia murni, seperti klorokuin, atebrin, dan masih banyak lainnya. Sebenarnya masih banyak tanaman obat pengusir malaria lainnya selain kina yang ada di alam.

tanaman-obat-pengusir-malaria
Ilustrasi kulit batang kina (Gambar: pennherb.com)

Banyak sekali informasi dan referensi yang membahas tentang pengobatan malaria, salah satunya seperti yang disampaikan oleh Djoko Hargono, seorang pemerhati obat alami dari Jakarta, yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 501.

Tanaman Obat Keluarga Pencegah Malaria

Penyakit malaria memang ditandai dengan berbagai gejala yang timbul secara periodik, seperti kedinginan, demam dan berkeringat.

Sampai saat ini dikenal terdapat empat jenis penyakit malaria, yang masing masing-masing disebabkan oleh Plasmodium vivax, Plasmodium falcifarum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale.

Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles, yaitu anopheles betina yang dikenal sangat rajin memindahkan malaria dari satu korban ke korban lainnya. Hal ini disebabkan karena untuk berkembang biak, anopheles betina harus bertelur terlebih dahulu.

Proses pembuatan telur-telur tersebut membutuhkan banyak protein. Untuk memenuhi kebutuhan protein tersebut, nyamuk betina menggigit orang-orang yang ada disekitarnya.

Bila yang digigit kebetulan mengidap malaria, maka di dalam darahnya sudah terdapat parasit malaria jantan dan betina. Saat darah dihisap oleh nyamuk, parasit-parasit di dalam darah tersebut ikut terbawa.

Baca juga: Tanaman Herbal Untuk Anti Demam Berdarah.

Di dalam tubuh nyamuk, parasit jantan dan parasit betina mengalami proses fertilisasi. Parasit hasil fertilisasi tersebut yang kemudian pindah dari perut nyamuk, membesar dan memasuki kelenjar air liur anopheles betina.

Baru kemudian, parasit tunggal menunggu saat yang tepat untuk menyeberang  ke tubuh manusia. Bersamaan dengan gigitan nyamuk  tersebut, parasit melompat melalui air liur kemudian memasuki peredaran darah korbannya. Hanya dalam tempo 10 hari, parasit-parasit tersebut biasanya berhasil masuk dan merusak sel darah merah orang yang terinfeksi, sambil terus berkembang biak.

Siklus serangan nyamuk ini dari satu butir darah merah ke butir yang lain memakan waktu 2 sampai 3 hari. Seiring dengan rusaknya butir-butir darah merah, terjadi pula kenaikan suhu tubuh penderita, sehingga muncul demam secara periodik.

Sistem pertahanan tubuh, khususnya sel-sel darah putih dalam limpa, hati dan sumsum tulang sebenarnya telah berusaha mati-matian membunuh parasit-parasit tersebut. Namun, jumlah parasit yang masih hidup tetap banyak dan dan makin lama makin tak terkendali. Pada tahap ini, penderita harus mulai minum obat.

Penasaran dengan obat saja yang bisa dikonsumsi untuk mengusir malaria, khususnya dari alam? Terdapat beberapa tanaman yang akan disampaikan di bawah ini.

Tanaman Obat Apa Saja yang Bisa Mencegah Malaria

Terdapat tumbuhan yang berfungsi sebagai tanaman obat dan bisa mencegah malaria, antara lain:

  • Kina (Chincona succirubra)
  • Tumbuhan johar (Cassia siamea).
  • Buah makasar (Brucea javanica).
  • Pasakbumi (Eurycoma longifolia).

Tentu saja khasiat tanaman-tanaman obat ini tidak kalah dengan obat kimia murni buatan laboratorium pabrik obat.

  • Kina (Chincona succirubra).

Kina sampai saat ini masih menjadi pilihan banyak penderita malaria, untuk mengobati malaria. Tinggi pohon kina ini bisa mencapai 17 meter, dan tumbuh di daerah dengan ketinggian 800 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), berdaun besar bundar telur atau jorong.

Tumbuhan ini sukses dibudidayakan di sejumlah tempat, salah satunya di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Di dalam kulit batang kina terkandung lebih dari 36 jenis alkaloid, yang terpenting adalah kuinina, kuinidina, sinkonina, dan sinkonidina.

Khasiat kuinina dan kuinidina dalam membasmi malaria ini sama hebatnya. Perbedaan keduanya hanya terletak pada konfigurasi atom C-8 dan C-9 dalam struktur kimia kedua senyawa tersebut. Selain malaria, senyawa-senyawa tersebut digunakan juga untuk aritmia (gangguan irama) jantung.

Dua alkaloid lainnya, yaitu sinkonina dan sinkonidina, juga diyakini memiliki khasiat yang sama hebatnya dengan kuinina dan kunidina.

Rebusan kulit batang kina yang memiliki manfaat besar ini bahkan sudah termuat di dalam Farmakope (Buku Pedoman Tentang Obat) Belanda Edisi ke-V, yang pernah menjadi buku pedoman di Indonesia, khususnya saat zaman penjajahan Belanda.

Rebusan kulit batang kina tersebut dipercaya dapat digunakan untuk mengobati malaria dengan dosis 15 cc, diminum selama tiga kali sehari selama tujuh hari.

Agar alkaloid kulit batang kina tersebut larut dengan lebih sempurna, maka air rebusan sebaiknya ditambah dengan asam klorida encer, yang membuat khasiatnya menjadi lebih terasa. 

  • Tumbuhan johar (Cassia siamea).

Pohon johar ini bentuknya agak besar dan memiliki daun majemuk yang menyirip. Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah ketinggian yang tidak lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Tingginya bisa mencapai 15 meter, dengan batang berdiameter 40 sampai 50 cm. Kayunya juga kuat dan awet.

Untuk keperluan pengobatan, yang sering digunakan adalah daunnya. Di dalam daun ini terkandung, antara lainsenyawa-senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, flavonoid dan tannin. Juga terkandung barakol dan botulin.

Johar dipercaya dapat mengobati malaria, karena keberadaan alkaloid siaminina A, siaminina B, dan siaminina. Selain alkaloid-alkaloid tersebut, daun johar juga mengandung alkaloid kasidinina.

Untuk mengusir malaria, ambil segenggam daun johar biasanya direbus dengan 220 cc air, sampai diperoleh 200 cc air rebusan.

Hasil rebusan tersebut kemudian diminum  dua kali sehari (masing-masing 100 cc). Proses pengobatan dengan minumn air rebusan tersebut sebaiknya dilakukan selama tujuh hari.

  • Buah makasar (Brucea javanica).

Buah makasar ini sering dijadikan sebagai pembasmi malaria. Tanaman ini tumbuh liar di hutan terkadang dijadikan tanaman pagar dan biasa tumbuh pada ketinggian 1 sampai 500 meter di atas permukaan laut.

Tanaman ini termasuk perdu tegak, menahun, dengan tinggi 1 sampai 2,5 meter, berambut halus warna kuning, dengan daun berupa daun majemuk menyirip ganjil.

Buah makasar ini mengandung beberapa jenis kuasinoid. Secara umum senyawa-senyawa kuasinoid menujukkan aktivitas kuat sebagai antiamuba, antimalarial dan antikanker.

Hal tersebut telah dibuktikan melalui berbagai penelitian. Ekstrak buah tumbuhan makasar ini telah dibuktikan kemampuannya sebagai musuh plasmodium. Dalam pengujian laboratorium, dapat dibuktikan bahwa bruseantin (salah satu senyawa kuasinoid terbanyak yang terdapat dalam buah makasar) dapat berperan sebagai penghambat yang sangat berarti terhadap perkembangan Plasmodium falciparum, termasuk plasmodium yang telah kebal terhadap klorokuin.

Sembilan jenis kuasinoid dalam buah makasar, berdasarkan hasil penelitian laboratorium bersifat aktif menghambat perkembangan Plasmodium falciparum strain K-1. 

Baca juga: Tips Mengatasi Nyamuk dengan Ikan Cere.

Untuk bisa mengatasi malaria, buah makasar punya dosis pemakaian sendiri, yaitu satu sampai dua gram buah yang sudah dikeringkan dimakan tiga kali sehari sesudah makan, dengan pemakaian hanya selama 4 sampai 5 hari.

Siapa saja boleh makan buah makasar, kecuali anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena reaksi anafilaksi (kepekaan tubuh terhadap suatu zat, seperti alergi) pernah dilaporkan pada mereka yang mengonsumsi buah makasar.

  • Pasakbumi (Eurycoma longifolia).

Tanaman ini bisa tumbuh sampai setinggi 6 meter dan banyak tumbuh di pesisir Sumatra. Akar tumbuhan ini diyakini mengandung senyawa-senyawa antimalaria, seperti eurykomanona, eurykomalaktona, dan eurykomanol.

Secara farmakologis, ekstrak akar pasakbumi membuktikan, bahwa senyawa yang dikandungnya secara tegas memiliki aktivitas antimalaria.

Ekstrak etanolik dari akar pasakbumi secara invitro (percobaan di laboratorium) juga memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Plasmodium bergbei. Daya hambatnya bahkan lebih baik dari ekstrak kloroformik (pelarut kloroform) maupun ekstrak heksanik (pelarut heksana) akar pasakbumi.

Nama Daerah Tanaman Obat Pengusir Malaria

Di berbagai daerah tanaman obat tersebut memiliki nama yang berbeda-beda, antara lain:

  • Kina. Untuk nama kina, semua orang sudah mengenalnya dan memiliki nama yang sama.
  • Johar. Di Jawa tanaman ini disebut dengan juwar.
  • Buah Makasar. Tumbuhan ini memiliki nama yang tidak sama di berbagai daerah. Di antaranya magas di Ambon, kendung peucang atau ki padesa atau kuwalot di Sunda, kwalot di Jawa dan tambaramarica di Makassar.
  • Pasakbumi. Dikenal juga sebagai babi kurus di Sumatra Utara, bidara laut di Bangka, dan tongke ali di Minang.

Itu dia sedikit informasi tentang tanaman obat pengusir malaria. Semoga informasi tersebut bermanfaat untuk Anda.

Belum ada Komentar untuk "Tanaman Obat Pengusir Malaria"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel