Bayi Prematur Si Bayi Mahal

Anda pasti sering mendengar kata prematur, yang merujuk pada maknanya yang berarti belum waktunya atau belum saatnya. Begitu pula dengan bayi prematur ini, yaitu bayi yang dilahirkan terlalu cepat atau belum saatnya lahir. Siapa yang ingin anaknya lahir prematur, tentu tidak ada yang ingin. Siapa pun orangnya atau yang sudah menjadi orang tua, pasti menginginkan anaknya lahir sehat, sesuai dengan waktunya 9 bulan, dan juga lancar. Bagaimana bila si bayi lahir prematur? Tentu terdapat beberapa catatan yang harus diperhatikan, karena ada yang mengatakan bahwa bayi prematur si bayi mahal ini harus dilakukan dan ditangani secara benar agar selalu sehat.

bayi-prematur
Ilustrasi (Gambar: americanpregnancy.org)

Di Amerika Serikat kabarnya diperkirakan, satu dari sepuluh bayi dilahirkan dalam kondisi prematur. Tentu banyak  hal yang harus diperhatikan bila si kecil lahir prematur. Banya hal yang harus dilakukan, hal ini sesuai dengan yang pernah disampaikan M. Sholekhudin, yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 540.

Bayi Prematur adalah Bayi yang Lahir Dalam Keadaan Kurang Bulan

Bayi dikatakan lahir prematur jika persalinan terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari).

Pada bayi prematur, tentu saja sangat berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan. Pada bayi prematur, organ-organ tubuh bayi prematur masih belum matang. Itulah sebabnya bayi tersebut membutuhkan perawatan khusus.

Menurut dr. Eriyanti Indrasanto, Sp.A dari RSAB Harapan Kita, terdapat banyak hal yang menyebabkan bayi lahir kurang bulan, pada sebagian besar kasus penyebabnya tidak diketahui, beberapa diantaranya berasal dari si ibu.

Pertama, faktor sosial ekonomi.

Ibu yang terlalu banyak bekerja, kurang gizi dan tidak memeriksakan kandungannya secara rutin, mempunyai risiko lebih besar melahirkan bayi pematur. Bila usia ibu kurang dari 16 tahun atau lewat dari 35 tahun, maka kemungkinan akan bertambah lagi.

Jika pada kehamilan sebelumya, si ibu melahirkan prematur, maka pada kehamilan berikutnyua, si ibu tersebut juga memiliki risiko melahirkan kembali bayi prematur.Risikonya juga semain besar jika si ibu menderita penyakit, baik yang kronis (menahun) maupun yang akut.

Selain itu, bayi lahir prematur bisa juga disebabkan oleh factor obsterik, misalnya kelainan pada uterus (rahim) atau plasenta.

Kedua, penyebab yang berasal dari bayi, misalnya bayi kembar dua atau tiga.

Organ Bayi Prematur Belum Matang

Karena lahir sebelum waktunya, maka organ-organ tubuh bayi masih belum berfungsi secara sempurna. Makin dini lahirnya (makin muda usia kehamilan), makin banyak masalah yang akan dihadapi bayi. Salah satunya adalah masalah pernapasan.

Pada bayi lahir cukup bulan, paru-parunya mengandung cukup surfaktan (bahan yang diperlukan agar paru-paru tidak kolaps). Sistem surfaktan ini mulai matang pada usia kehamilan 34 minggu. Jika bayi lahir sebelum 34 minggu, maka surfaktan masih belum terbentuk sehingga rentan mengalami gangguan pernapasan RDS (Respiratory Distress Syndrome).

Baca juga: Tips Mengenali Zona Berbahaya Selama Kehamilan.

Pada bayi sehat, suhu tubuhnya antara 36,5 sampai 37,5 derajat Celsius. Pada bayi lahir kurang bulan, fungsi pengatur suhu badan belum bekerja sempurna sehingga juga rentan terkena hipotermia (suhu di bawah 36,5 derajat Celsius) atau hipertermia (di atas 37,5 derajat Celsius).

Dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan, bayi prematur lebih mudah terkena infeksi karena kekebalan tubuhnya belum bekerja dengan baik. Hal ini masih diperparah dengan ketidakmampuan bayi mengisap, terutama yang lahir sebelum usia kehamilan 34 minggu. Hal ini menyebabkan bayi sulit mendapatkan nutrisi yang diperlukan karena belum bisa menyusu langsung ke ibunya.

Jika bayi lahir sebelum usia kehamilan 32 minggu dan berat badannya kurang dari 1.500 gram, ia juga memiliki risiko mengalami kelainan retina yang disebut dengan ROP (retinopathy of prematurity).

Di luar itu masih ada risiko lain yang bisa saja muncul, seperti anemia, hiperbilirubinemia (bayi kuning), dan sebagainya. Makin prematur, makin banyak permasalahannya. 

Tips Menjaga Temperatur Bayi Prematur

Bayi bisa mengalami hipotermia, melalui empat cara, antara lain:

  • Konduksi, yaitu kehilangan panas melalui kontak langsung, misalnya dengan seprai atau selimut. Karena itu, pastikan semua benda yang bersentuhan dengan bayi tidak dingin.
  • Konveksi: kehilangan panas karena adanya aliran udara. Karena itu, jangan meletakkan bayi di ruangan yang ada kipas anginnya. Sirkulasi udara tetap harus ada, tapi tidak boleh ada aliran udara yang kencang.
  • Evaporasi: kehilangan panas akibat adanya penguapan, misalnya saat pakaian bayi basah. Karena itu, pastikan pakaian bayi selalu dalam keadaan kering. Kalau bayi mengompol, segera ganti popoknya.
  • Radiasi: Kehilangan panas bukan melalui kontak langsung tapi melalui radiasi inframerah, misalnya antara bayi dengan jendela. Sekalipun tidak bersentuhan langsung dengan bayi, jendela atau tembok ruangan yang dingin bisa membuat bayi prematur mengalami hipotermia. Karena itu, pastikan jendela atau dinding ruangan tida dingin. Kalau dingin, lapisi jendela atau didnding tersebut dengan tirai yang berfungsi menghalangi radiasi.

Perawatan Bayi Prematur Butuh Biaya Mahal

Karena begitu banyaknya masalah yang mungkin terjadi, bayi prematur harus mendapatkan penanganan yang ketat. Di rumah sakit, bayi prematur di rawat di unit perawatan khusus neonatal intensive care unit (NICU).

Untuk mencegah kemungkinan hipotermia atau hipertemia, suhu di dalam inkubator dipertahankan antara 36,5 sampai 37,5 derajat Cesius.

Jika masih belum bisa mengisap cairan, pemberian cairan dilakukan melalui sonde (selang yang langsung masuk ke lambung). Kalau matanya mengalami ROP, maka bayi prematur perlu menjalankan terapi dengan laser.

Semua gangguan yang terjadi harus ditangani dengan tepat. Jika tidak, gangguan di masa awal kehidupan ini bisa berpengaruh sampai si bayi prematur ini dewasa. Misalnya, kalau ROP nya dibiarkan saja, maka si bayi akan mengalami kelainan mata yang akan dibawa sampai dewasa.

Biasanya bayi prematur harus dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama. Makin banyak penyebabnya, makin lama si bayi harus dirawat. Kadang sampai 3 bulan, tentu dengan biaya yang besar.

Oleh karena itu, bayi prematur membutuhkan perawatan yang ketat, dengan cara si ibu melakukan kontrol secara rutin ke dokter atau Puskesmas. Semoga informasi tentang bayi prematur si bayi mahal ini bermanfaat untuk Anda.

Belum ada Komentar untuk "Bayi Prematur Si Bayi Mahal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel