Buta Warna

Apa yang Anda bayangkan tentang kelainan mata yang satu ini, buta warna? Kebanyakan akan mengatakan bahwa buta warna adalah seseorang yang hanya bisa melihat warna hitam putih, seperti layaknya televisi hitam putih jaman dahulu.

buta-warna
Ilustrasi (Gambar: beacheye.com)

Penasaran dengan buta warna? Sebenarnya saat ini sudah banyak informasi tentang pembahasan buta warna. Salah satunya yang pernah disampaikan oleh Margareta Amelia, yang catatannya pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi No. 562.

Buta Warna adalah Saat Mata Tidak Bisa Membedakan Warna dengan Baik

Tidak dapat dipungkiri, mata merupakan salah satu organ tubuh yang sangat canggih. Bentuk kecanggihannya adalah kemampuannya dalam persepsi warna. Dengan kemampuan persepsi warna ini membuat kita bisa melihat indahnya dunia.

Mata bisa mengenali warna disebabkan adanya interaksi antara sel-sel mata dengan cahaya. Saat mata melihat benda, maka cahaya dari benda akan masuk ke dalam mata melewati kornea dan lensa mata.

Untuk bisa membedakan warna, maka mata memiliki dua macam fotoreseptor yang terdapat pada lapisan retina. Fotoreseptor tersebut adalah sel batang (rod) dan sel kerucut (cone). Sel batang tersebut terletak di bagian tepi retina, dengan jumlah lebih dari seratus juta sel. Sel ini berfungsi untuk melihat objek bergerak, melihat dalam keadaan gelap, serta membedakan hitam dan putih. Sel batang ini sensitif terhadap cahaya tetapi tidak dapat membedakan warna pelangi. Sel batang ini hanya dapat mempersepsikan warna sebagai bayangan abu-abu, hitam dan putih.

Baca juga: Glaukoma.

Sedangkan sel kerucut merupakan fororeseptor yang terletak di bagian tengah retina, dengan jumlah sekitar enam juta sel.

Sel kerucut ini berfungsi untuk melihat benda secara detail pada keadaan terang, dan juga membedakan warna yang kita lihat. Sel kerucut ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu merah, biru dan hijau. Ketiga jenis sel kerucut ini yang mengenali perbedaan warna objek yang kita lihat.

Pada orang normal, bagian-bagian dari mata ini bekerja dengan baik, sehingga mata bisa mengenali warna. Namun pada sebagian orang, sel-sel fotoreseptornya tidak bekeja dengan sempurna, yang mengakibatkan mata tidak bisa membedakan warna denga baik, maka mereka ini yang tidak bisa membedakan warna ini disebut sebagai buta warna.

Buta Warna Parsial

Terdapat beberapa tipe warna buta warna yang didasarkan atas jenis warna yang tidak bisa dikenali, antara lain:

1. Buta Warna Total

Dalam istilah medis, kelainan ini dikenal sebagai rod monochromatism. Pada penyandang buta warna total, retina hanya memiliki sel batang  sebagai fotoreseptor. Sel ini hanya dapat mempersepsikan warna abu-abu, hitam dan putih.

Retina tidak memiliki sel kerucut yang berfungsi untuk mengenali warna warni pelangi. Itu sebabnya penyandang buta warna total hanya bisa mempersepsi warna dalam bentuk gradasi warna abu-abu. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor keturunan dan jarang ditemukan.

2. Buta Warna Sebagian atau Parsial

Buta warna ini banyak ditemukan. Menurut dr. Angela Shinta D. Amita, SpM, dari Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya, Jakarta, buta warna parsial lebih tepat bila dikatakan sebagai defisiensi warna atau kelemahan warna.

Mereka yang mengalami defiensi warna masih dapat mengenali warna-warna tertentu dengan gradasi warna yang berbeda dari orang normal.

Defisiensi warna umumnya terjadi pada warna merah-hijau. Sebagian besar kasus buta warna termasuk pada kategori ini. Mereka yang buta warna merah-hijau akan akan mengalami kesulitan membedakan warna merah, hijau dan cokelat.

3. Buta Warna Biru

Meskipun disebut buta warna biru, tidak berarti penyandang buta warna ini tidak bisa melihat warna biru. Disebut demikian karena penyandangnya hanya memiliki sel batang dan sel kerucut biru yang berfungsi normal, yang mengakibatkan mereka hanya bisa melihat gradasi warna biru, hitam, putih dan abu-abu.

Penyebab Buta Warna

Penyebab paling sering buta warna adalah faktor keturunan. Gangguan ini biasanya terjadi pada kedua mata dan tidak memburuk seiring berjalannya usia.

Kelainan ini lebih banyak terjadi pada laki-laki bila dibanding perempuan. Sekitar 5% sampai 8% laki-laki mengalaminya. Sedangkan pada perempuan, angka kejadiannya hanya sekitar 0,5%.

Selain karena faktor keturunan, buta warna juga bisa disebabkan karena faktor non-keturunan, seperti pada defisiensi warna tipe achromatopsia sentral. Difisiensi warna ini diakibatkan oleh hilangnya penglihatan warna karena gangguan pada sistem saraf pusat. 

Selain itu, defisiensi warna juga bisa disebabkan oleh infeksi yang dialami seorang ibu pada masa kehamilan seperti toksoplasma. Infeksi ini akan menyebabkan kecacatan pada mata bayi saat baru dilahirkan. Sel-sel fotoreseptor pada retina juga mungkin bisa rusak bila terkena radiasi sinar ultraviolet (UV).

Apakah Buta Warna Bisa Diobati?

Sampai saat ini tidak ada pengobatan atau tindakan yang bisa dilakukan untuk mengobati gangguan persepsi warna yang bersifat keturunan.

Namun, penyandang defisiensi warna bisa belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu. Yang harus dicatat adalah sangat jarang sekali ditemukan seseorang mengalami buta warna total , kebanyakan adalah buta warna parsial.

Deteksi Dini Pada Anak 

Kelainan defisiensi warna bersifat menetap yang akan terus dibawa selama seumur hidup. Para ahli mata menyarankan, agar orangtua sebaiknya melakukan pemeriksaan diri saat anak-anak berusia 3 sampai 5 tahun.

Sangat lebih baik bila pemeriksaan dilakukan saat usia 3 sampai 4 tahun karena pada usia ini anak-anak belum mulai masuk sekolah. 

Itu dia sedikit informasi tentang buta warna. Semoga bermanfaat.

Belum ada Komentar untuk "Buta Warna"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel