Angin Duduk, Angin Apa Itu?
Anda pasti sering mendengar istilah yang satu ini, angin duduk. Banyak orang menganggap bahwa angin duduk adalah masuk angin, padahal bukan. Karena sering dianggap sebagai masuk angin, maka seringkali banyak yang menyepelekan angin duduk ini. Angin duduk, angin apa itu? Inilah serangan di aliran darah yang mengarah ke jantung yang seringkali menjadi penyebab seseorang meninggal mendadak, setelah serangan tersebut.
![]() |
Ilustrasi (Gambar: halodoc.com/) |
Memang terdapat banyak sekali informasi yang membahas apa sebenarnya angin duduk ini. Salah satunya adalah yang pernah disampaikan oleh dr. Handrawan Nadesul dan pernah dimuat dalam Majalah Intisari Edisi Nomor 526.
Angin Duduk adalah Kondisi Nyeri Dada Karena Terganggunya Aliran Darah ke Jantung
Memang tidak dapat dipungkiri, istilah angin duduk sudah menjadi istilah yang mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Sebenarnya apa sih “angin duduk” itu?
Pada dasarnya istilah “angin duduk” ini belum dikenal dalam buku teks. Namun angin duduk yang satu ini lebih berbahaya daripada angin yang masuk. Hal ini disebabkan karena angin duduk ini identik dengan serangan jantung.
Berbicara tentang serangan jantung, tentu saja serangan ini bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Namun tidak semua serangan jantung dikategorikan dengan angin duduk. Hanya serangan yang langsung membuat jantung berhenti ini yang boleh disebut dengan “angin duduk”.
Baca juga: Tips Mengobati Penyakit Jantung Koroner.
Dan yang menakutkan, seringkali angin duduk ini tidak tertolong. Mengapa? Karena selain serangannya mendadak, serangannya terbilang garang. Jantung diberi makan dari koroner. Jika ada cabang koroner jantung yang tersumbat nyaris total, akan membuat jantung terancam berhenti bekerja. Bila terlambat ditolong, korban akan terancam meninggal dunia.
Penyumbatan pembuluh koroner terjadi bila lipid (kolesterol dan trigliserida) darah terus meninggi. Tentu saja hal ini bukanlah proses sesaat. Rata-rata sudah berawal sejak usia muda. Bisa jadi sejak masa kanak-kanak jika anak dibiarkan gendut. Bila lemak darah tetap tinggi, setiap tahun sumbatan koroner bertambah 2%. Hanya butuh 25 tahun untuk menyumbat setengahnya. Koroner yang tersumbat akan mengurangi pasokan oksigen ke otot jantung. Kekurangan oksigen membuat otot jantung tertekan, dan nyeri dada adalah manifestasi jeritan jantung tersebut.
Nyeri dada akibat sumbatan koroner disebut dengan angina pectoris. Bila pada tengah malam Anda mendadak terjaga oleh dada yang terasa sesak, seperti tertindih beban berat. Dan mungkin saja rasa nyerinya menjalar sampai ke bahu, punggung dan lengan. Durasi nyeri dada tergantung besar sumbatan koronernya. Semakin besar sumbatan, semakin lama terasa nyeri dadanya.
Nyeri dada angina ini pada awalnya hanya beberapa detik saja. Durasi nyeri dada berikutnya semakin panjang. Hal tersebut menunjukkan proses penyumbatan coroner berlanjut terus. Secara sederhana, kebanyakan perjalanan penyakit jantung koroner hanya soal waktu. Begitu sumbatan koroner sudah nyaris total, tentu sekali gejala akan langsung meninggal.
Beruntung jika perjalanan penyakit jantung koronernya diperingatkan oleh angina pectoris dulu. Maka kita bisa bersikap lebih waspada, dan melakukan langkah pencegahan agar kejadian serangan jantung coroner, seperti angin duduk ini bisa digagalkan.
Cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan menghapus semua faktor risiko pemicu jantung koroner. Lemak darah dinormalkan, kencing manis dikontrol, darah tinggi diturunkan, berat badan dibikin ideal, banyak gerak badan, tidak merokok, diet rendah lemak, batasi garam dapur, dan juga jauhkan dari cemaran stress. Dan yang harus dilakukan, namun jangan dilupakan, yaitu hiduplah dengan lebih rileks.
Namun tidak semua yang koronernya tersumbat merasakan nyeri dada, misalnya pada pengidap kencing manis dengan jantung koroner. Hal ini tergolong silent ischemic. Bisa dibayangkan, dengan peringatan saja sudah berbahaya, apalagi tanpa merasakan nyeri dada. Tiba-tiba sumbatannya sudah total dan berakibat fatal.
Serangan “angin duduk” sering dikeluhkan seperti masuk angin. Orang yang merasakan, seringkali minta dikerokin, dibalur minyak angin, dipijat atau minta minum yang hangat. Padahal waktu menolongnya sangatlah singkat. Untuk kasus “angin duduk” waktu yang tersedia untuk menyelamatkan jantung tidak lebih dari 15 menit. Maka seharusnya korban langsung dibawa ke rumah sakit. Sekurang-kurangnya berikan tablet aspirin sekedar menjadikan darah lebih encer sebelum tiba di rumah sakit.
Sumbatan koroner bukan hanya karena “karat lemak” pada dindingnya. Aliran darah koroner diperburuk oleh darah yang mengental, atau gumpalan lemak dan bekuan darah kiriman dari luar jantung. Maka selain menormalkan lemak darah, perlu juga mengencerkan darah.
Yang pernah mengalami angina duduk ini pasti tahu berisiko koronernya tersumbat, darahnya tidak boleh kental. Untuk itu, jangan sampai kurang minum, dan rutin minum tablet aspirin.
Datanglah ke laboratorium secara berkala untuk memeriksa kekentalan darah. Untuk menjaga derasnya aliran darah koroner, tensi darah jangan sampai turuh drastis. Kerja jantung dijaga tetap stabil. Berhati-hatilah jika memiliki tubuh yang tergolong pendek. Semakin pendek tinggi badan, semakin kecil penampang koroner. Semakin kecil koroner, semakin besar risiko tersumbat.
Itu dia sedikit informasi tentang “Angin duduk, angin apa itu?”. Semoga informasi tentang angin duduk ini bermanfaat untuk Anda.
Belum ada Komentar untuk "Angin Duduk, Angin Apa Itu?"
Posting Komentar